Truk Dilarang Masuk Tol? This is What I think…


Sudah kira-kira 2 minggu ini kita, warga Jakarta, merasa agak lega menyetir. Sejak truk-truk dilarang masuk tol dalam kota, tol Jakarta jadi lebih lega. Biasanya mah macet gila, bikin sakit kepala setiap hari. Pengendara mobil pribadi sih memang senang dibuat seperti ini, tetapi supir truk & pengusaha yang berhubungan dengan truk-truk ini pasti tidak senang. Mereka jadi kesulitan melakukan pekerjaannya.

Aku sih seneng-seneng saja truk dilarang masuk tol dalam kota, toh jadi lebih lenggang. Tetapi memang ga baik juga sih, nanti malah nambah biaya transportasi para truk. Ujung-ujungnya harga barang bisa naik. Jadi bagaimana caranya nih biar truk ga terlalu dirugikan, tetapi jalan tol dalam kota bisa lebih lenggang. Aku punya ide 😀 

Ke inti penyebab macet di tol jalan kota dulu. Dilihat dengan kondisi sekarang, terbukti bahwa truk-lah yang bikin macet jalan tol. Karena satu mobil truk itu makan banyak tempat (kan badannya gede tuh), sekalinya mereka ga ada di jalan tol tentu jadinya jauh lebih lenggang. Yang kedua, truk bikin macet karena mereka jalannya sangat amat super pelan. Kecepatan rata-rata truk itu paling 40 km/h sampai 60 km/h, malah ada yang 25 km/h saking beratnya itu muatan. Yang ketiga, truk itu ga selalu di jalur paling kiri, banyak yang betah jalan di jalur tengah/kanan. Memang sih mereka yang di jalur tengah/kanan itu ingin mendahului yang kiri. Tetapi kan jadi bikin macet, kalau truk di kiri jalan 40 km/h, yang di tengah/kanan mau mendahului dengan kecepatan 41 km/h.

Nah jadi solusinya itu menurutku: Truk boleh masuk tol tetapi hanya di jalur paling kiri. Tidak boleh mendahului truk lain. Biarkan jalur tengah dan kanan untuk mobil kecil, yang notabene pasti lebih cepat jalannya.

Pasti mikir deh: “Lah mana bisa, ntar juga kalo yang kiri lambat mereka jadi ke jalur tengah. ” Eng ing engg…. Inilah cara realisasinya:

Kita pasang palang besi di sepanjang jalan tol supaya hanya mobil-mobil kecil yang bisa pakai jalur tengah & kanan (mwuahahahaha). Di gambar cuma satu sih palangnya, tapi sebenarnya harusnya itu ada setiap beberapa meter (pasang saja di tiap tiang lampu). Dengan gini so pasti si truk (bahkan bus juga) ga bisa pakai jalur tengah dan kanan. Jadi biarkan mereka yang lambat dan besar itu mengantri di tol dalam kota. Jadi jalur tengah dan kanan ga akan terhambah oleh truk-truk yang lambat (paling terhambat oleh mobil pribadi yang lambat, tetapi itu kan setidaknya masih ada 1 jalur lagi untuk mendahului).

Selain jalur untuk mobil pribadi jadi lebih lenggang, ini jadi mendorong para trukkers (truk-truk maksudnya ^^ )  lebih merawat truknya. Bayangkan kalau ada truk yang mogok, pasti jadi ngantri semua truk sepanjang jalan, hehehe. Jadinya para trukkers akan lebih merawat truknya supaya ga sering mogok.

Andaikata masih tetap saja macet, tak perlu lah truk itu dilarang total sepanjang hari masuk tol. Dinaikkan saja tarif tol untuk truk di siang hari. Jadi kalau yang keberatan yah silahkan masuk tol ketika malam dan sepi, kalau kuat bayarnya ya silahkan masuk siang.

Begitulah ideku tentang trukkers masuk tol ini. Gimana menurut kalian?

About Junot D. Ojong

Author is a control systems engineer at a private company in Jakarta.
This entry was posted in Sekedar Cerita and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

5 Responses to Truk Dilarang Masuk Tol? This is What I think…

  1. inezrabz says:

    hahahahaha.. kreatip..

  2. farchan says:

    setuju om.. tp untuk yang di luar tol jg harus di perhatikan, terutama pintu2 tol.. seringkali jalur kiri macet karena mobil truk/pribadi mau keluar tp dah stuck karena diluar macet.. akhirnya kasihan juga truk nya, tetep g bisa jalan.. hehehe..

  3. irwan says:

    ha…ha..ha.. ide hebat tp biaya masang palang besi apa gak mahal bung…? yg pasti aturan kec min 60km/jam itu aja, toh truk itu jalannya super lambat bkn melulu krn fitrahnya gt tp muatannya berlebih2an, ini krn pengusaha truknya serakah mau untungnya saja tp gak mikir rugikan banyk org akibat macet dan ulah supirnya yg semaunya, negara jg rugi krn konsumsi bbm jd mubasir, subsidi bbm jg nambah. Pasang lg jembatan timbang sblm masuk tol… yg berlebih suruh turunkan barangnya, atau gak boleh masuk… jd kalo aturan diterapkan semua beres, masalahnya lagi adakah yg punya kepentingan dg kesemrawutan ini…? mafia pungli merajalela, jd alasan over muatan, bisakah ini diberantas? gak cuma macet gara2 keserakahan, jalan2 jg rusak tiap tahun, tambal sulam jalan diperbaiki tp rusak lg, apa ini gak mubasir…? bahkan ada jln2 yg tahunan rusak gak diperbaiki, masyarakat yg rugi, lg2 krn truk2 over muatan…. ini baru maslah truk, blm angkot, biskota dan antar kota, metromini, bajaj, bahkan mobil pribadi, plus raja jalanan super ego lainnya sepedamotor yg kayak air bah dg arah jalan dari segala penjuru mata angin.dg cara mengendarai spt org kesurupan… negeri kita bangkrut krn segala segi kehidupan diatur mafia, dan cerminan kekacauan ini bisa dilihat di jalan raya, betapa akal dan nurani sdh dibuang dikalahkan total oleh nafsu serakah dan angkara murka…. benar2 negeri kacau… ini baru soal lalin, blm lg masalah pendidikan, lapangan kerja, perdagangan, pertanian, kehuatan, kelautan, pertambagan, sepertinya semua bermasalah…. menurut saya semua terjangkiti watak mafia, apa mafia sdh jadi watak bangsa kita…? kita org kecil cm bisa lht yg kecil2an, yg gede2an cm bisa duga, yg gampang hilangnya elpiji 3 kg, hilangnya atau naiknya komoditas sembako misalnya, org kecil cm bisa menduga, adakah peran mafia (persekongkolan demi keuntungan dg korbankan org banyak)? wallahualam….

Leave a reply to Junot D. Ojong Cancel reply